Kembali lagi dengan Artikel Menarik lainya. Kali ini Mimin ada artikel menarik seputar kenapa Smartphone besutan produsen asal China seperti Xiaomi dan
OnePlus, selalu mendapat label "murah tapi mewah". Tentu hal ini agak
kontradiktif, karena biasanya kita mendapat barang yang bagus dengan
harga yang juga mahal.
Contohnya banyak. Di antaranya adalah OnePlus 5T serta Xiaomi Mi Mix 2
yang keduanya mengusung layar full screen yang modern dan juga
spesifikasi papan atas yang mewah, namun punya harga tak lebih dari
separuh dari Samsung Note 8 atau iPhone X.
Namun bagaimana ini bisa terjadi???
Menurut apa yang jadi analisis Phone Arena dengan mengambil contoh
Xiaomi, Android yang diusung oleh Xiaomi mengusung antarmuka mereka
sendiri. Dalam hal ini, MIUI. MIUI tak cuma sekedar 'kulit' yang membuat
laman antarmuka smartphone Xiaomi kita jadi lebih playful, namun
antarmuka ini disisipi oleh iklan.
Iklan ini adalah iklan yang memang disediakan oleh Xiaomi, jadi ini merupakan sebuah fitur, bukan bug.
Jadi, jika Anda pengguna Xiaomi, Anda tidak bisa membeli smartphone Xiaomi ini tanpa sistem periklanan di dalamnya.
Namun setelah ditelusuri, hal ini hanya dilakukan secara resmi di
China, dan di pasar lain seperti Indonesia tidak terjadi. Tak
mengherankan, pengguna Xiaomi di China adalah yang paling besar setelah
Huawei dan tentu Xiaomi sudah menjaring pundi-pundi yang melimpah dari
pasar Tirai Bambu saja.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya Xiaomi menggunakan sistem
subsidi silang untuk produknya: smartphone dipatok dengan harga murah,
namun Xiaomi menerima komisi lain yang juga besar dari iklan.
Tentu tak cuma itu. Berbagai hal seperti tidak adanya store resmi dan
keputusan untuk berjualan online dengan menggandeng e-commerce, tentu
memangkas biaya pembangunan toko, gaji pegawai, dan berbagai aspek lain
yang bisa dikeluarkan jika membangun toko resmi.
Tak cuma itu, biaya beriklan di media konvensional seperti billboard, televisi, dan portal berita,
juga tak banyak dikucurkan mengingat mereka lebih banyak memaksimalkan
media sosial. Tentu hal ini berkebalikan dengan merek besar seperti
Samsung dan Apple yang jor-joran di toko resmi dan budget iklan
Sumber Dikutip dari : www.merdeka.com
No comments:
Post a Comment