Sebanyak 128 negara menentang Presiden Amerika Serikat Donald Trump
dan mendukung resolusi Majelis Umum PBB. Mereka mendesak agar Amerika
Serikat menarik pengakuannya atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Seperti dilansir dari Antara, dalam pemungutan suara, 128 negara
menyatakan dukungan terhadap resolusi, sembilan negara menolak dan 35
lainnya abstain. Sebanyak 21 negara tidak memberikan suaranya.
Ancaman Trump yang akan memutus bantuan keuangan terhadap
negara-negara yang mendukung resolusi terlihat memberikan dampak pada
hasil pemungutan suara. Pasalnya jumlah negara yang menyatakan abstain
dan menolak resolusi lebih banyak dibandingkan dengan yang biasanya
terjadi pada saat pemungutan suara digelar atas rancangan
resolusi-resolusi yang berkaitan Palestina.
Meskipun demikian, Washington dikucilkan oleh banyak negara Barat dan
Arab sekutunya, yang memberikan suara dukungan terhadap resolusi.
Beberapa di antara negara sekutu itu, seperti Mesir, Jordania dan Irak,
merupakan penerima bantuan militer atau ekonomi dalam jumlah terbesar
dari AS.
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas menggambarkan hasil pemungutan suara itu sebagai 'kemenangan bagi Palestina'.
Sebelumnya, Trump mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengakui
Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kedutaan besarnya
ke kota itu. Di mana diketahui, Yerusalem merupakan kota suci bagi
Muslim, Yahudi dan Kristen.
"Amerika Serikat akan mengingat hari ini, yaitu saat (AS) diincar di
Majelis Umum hanya karena menjalankan hak kami sebagai bangsa
berdaulat," kata Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, kepada 193 negara
anggota Majelis Umum menjelang pemungutan suara digelar.
"Kami akan mengingat ini, ketika kami diminta lagi menjadi penyumbang
terbesar di dunia kepada Perserikatan Bangsa-bangsa, dan begitu banyak
negara datang meminta kami, seperti yang mereka kerap lakukan, bahkan
untuk memberikan lebih banyak lagi dan menggunakan pengaruh kami bagi
kepentingan mereka," katanya.
save palestine .
ReplyDelete